Selamat Datang di Blog Sedekah Ilmu, semoga blog ini dapat memberikan manfaat positif bagi Anda, Terima kasih atas kunjungannya !!!

Rabu, 09 Mei 2012


GERAKAN SATU RUMAH SATU ANAK PERGI KULIAH
Oleh :
Hamrin
Tema ini diusung dan menjadi syiar Radio BFM 104,6 yang selalu diperdengarkan ditelinga pendengar radio se Kabupaten Belitung. Namun bila kita telisik lebih jauh tema ini akan membawa perubahan yang dahsyat setelah 4 atau 5 tahun ke depan baik bagi diri pribadi, keluarga, dan Negara. Mengapa ?  Karena dengan ilmu lah akan dapat mengubah semuanya, akan dapat merubah dunia, dan paling tidak merubah diri sendiri baik yang bersifat hard skill maupun soft skill. Oleh karena itu gerakan satu rumah satu anak pergi kuliah merupakan hal positif yang harus kita sambut dan ditindaklanjuti. Seiring dengan perjalanan waktu, perubahan terjadi begitu cepatnya, sementara apabila kita tidak mengikutinya maka kita akan tertinggal, bahkan terlindas dengan sendirinya. Disadari atau tidak nantinya kita akan menjadi penonton di negeri sendiri dan  yang akan menjadi pemainnya adalah orang lain dengan segala macam kompetensi yang dimiliki mewarnai bumi serumpun sebalai khususnya negeri laskar pelangi tercinta ini.
Barangkali kita bertanya apa mungkin orang miskin pergi kuliah, jawabnya mungkin sekali, kita tidak boleh pesimis, jalani saja, dengan tekat yang bulat, ikhlas semata-mata untuk mencari ilmu dan mengharap ridha Allah SWT. yakinlah akan dapat menjalani dengan baik, dan akan dibukakan jalan keluarnya.
Sebagaimana hadist Rasulullah SAW  :
Man salaka thoriqon yaitamisu fihi ‘ilman sahhalallohu bihi thoriqon ilal jannah
Artinya :
Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu niscaya Allah akan memudahkannya ke jalan menuju surga.
Demikian pula dengan firman Allah SWT. dalam Q.S. Al Mujadalah : 11
Artinya :
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat ini mengandung arti bahwa Allah SWT. akan mengangkat beberapa derajat bagi orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Bila diibaratkan seorang pergi mencari ilmu laksana pergi ke medan perang, berjihad dijalan Allah yaitu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan akan dimanfaatkan kelak untuk kepentingan diri pribadi dan orang lain.
Oleh karena itu, kiranya dibuanglah pikiran negatif soal mengkuliahkan anak, misalnya untuk apa sekolah tinggi-tinggi khususnya bagi wanita, akhirnya pulang ke Belitung mengurusi rumah tangga juga. Ini pendapat yang sangat keliru sekali, karena wanita dan laki-laki sama hak nya untuk mendapat pendidikan tidak ada perbedaan sebagaimana hadist Rasulullah SAW yang bersumber dari Anas dan diriwayatkan oleh Ibnu Adi dan Baihaqi yang artinya : Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim lelaki dan muslimat.
Hal terpenting adalah memberikan motivasi kepada anak untuk pergi kuliah sesuai dengan bakat dan minat, sebagai orang hanya mengarahkan saja, bukankah kita sebagai orang tua atau guru sudah mencermati betul perkembangan anak kita sejak di SD/MI, SMP/MTs/SMA/SMK/MA. Namun apabila mereka mendapatkan kendala, barulah kita memberikan nasehat jurusan atau sekolah apa yang cocok dipilih.
Satu hal yang perlu mendapat renungan bagi orang tua yaitu jangan khawatir soal dana darimana dapatnya untuk mengkuliahkan anak. Ada pengalaman menarik Pak Yosi dengan punya tekat kuat meninggalkan Belitung demi pendidikan anaknya, dengan berbekal modal keterampilan membuat Holopan/ Martabak pergi menuju kota Yogyakarta dan mendapat rumah tumpangan secara gratis dari tetangganya. Selama lebih kurang 13 tahun berada di Yogyakarta berjuang dengan berjualan Holopan/Martabak dapat menyelesaikan pendidikan 4 anaknya menjadi Sarjana semua dan pulang ke Belitung membawa 7 Sarjana yaitu 4 anak Sarjana dan 3 mantu Sarjana. Apabila kita punya tekad untuk menkuliahkan anak, maka ada saja jalan keluarnya dimudahkan oleh Allah tanpa diduga sebelumnya. Jadi tidak perlu merasa khawatir mensekolahkan anak kita, kuncinya adalah pasang niat ikhlas semata-mata mengharapkan ridho dari Allah SWT. Selain itu pemerintah pusat telah menggelontorkan sejumlah dana dalam bentuk bea siswa Bidik Misi namanya yang diperuntukkan bagi orang yang kurang mampu tapi punya prestasi akademik, demikian juga Pemkab Belitung setiap tahunnya memprogramkan bea siswa untuk kepentingan yang sama. Namun kiranya baik pemerintah pusat dan daerah perlu juga membuat program bea siswa bagi orang yang kurang mampu dan mau kuliah, artinya dia punya prestasi yang dibawah standar yang dipersyaratkan dari SMA/SMK/MA nya tapi punya dorongan kuat untuk kuliah.
Menurut penulis apabila sudah ada kemauan kuat maka akan timbul prestasi atau mereka punya tanggung jawab moral untuk membuat prestasi karena sudah dibantu oleh pemerintah dari segi pendanaan. Cara lain adalah pihak swasta, misalnya perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) nya dapat memprogramkan dana bantuan bea siswa bagi masyarakat yang akan mengkuliahkan anaknya khusus untuk kecamatan dimana perusahaan itu berada. Dengan demikian adanya pemerataan kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi bagi masyarakat pedesaan atau kepulauan, sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki tinggi terhadap perusahaan tersebut, apalagi misalnya setelah menyelesaikan pendidikan akan bekerja di perusahaan itu. Inilah yang dinamakan kerjasama yang saling menguntungkan. Selama ini tenaga teknis perusahaan yang ada di Belitung banyak dari tenaga luar, sedangkan tenaga non teknis banyak dari Belitung, mengapa ini terjadi, dikarenakan tenaga teknis belum tersedia di Belitung.
Kemudian kiranya sebagai orang tua tidak perlu khawatir melepas anak untuk pergi kuliah keluar Belitung, apakah dia laki-laki atau perempuan. Hal terpenting kita bekali anak kita dengan ilmu agama yang kuat atau nasehat-nasehat yang kuat sehingga dia kuat menghadapi cobaan negatif atau pengaruh negatif dari luar. Bisa saja untuk pertama kali kita antar ketempat dimana dia tinggal, apakah sewa kamar atau kos. Setelah itu kita lakukan pengawasan terhadap kegiatan sekolahnya baik langsung maupun tidak langsung, karena alat teknologi sudah canggih dapat saja melalui Handphone, Facebook, dan sebagainya, sehingga dapat setiap saat melakukan pengawasan sekaligus bentuk perhatian orang tua terhadap anak, anak merasa didampingi, diarahkan, biasanya setelah satu semester dia akan berubah lebih tahan dan sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Tidak jarang untuk awalnya baik anak maupun orang tua merasa sedih berpisah bahkan selalu menangis, namun setelah itu akan hilang dengan sendirinya, bahkan dampak positifnya anak lebih mandiri dibandingkan dengan yang bersekolah di tempat sendiri.
Bila terasa berat betul melepas anak kita ke luar Pulau Belitung, dapat saja menkuliahkan di Pulau Belitung sudah ada Perguruan Tinggi seperti Akademi Manajemen Belitung (AMB), Akademi Perawat Belitung (Akper), Poltek Darma Ganesha Belitung, LP3I Tanjungpandan ( Program D3 dan S1 ), atau Universitas Terbuka (UT). Prinsipnya dimana saja kita belajar sama saja tinggal  bagaimana kita mensikapi ilmu yang telah didapat, dikembangkan, dimanfaatkan lebih lanjut. Bukankah sudah banyak lulusannya bekerja di Instansi Pemerintah, dan swasta di Belitung, dan Belitung Timur yang tidak kalah dengan Perguruan Tinggi lainnya. Lebih jauh mungkin kita bertanya-tanya untuk apa sekolah tinggi-tinggi ? jawabnya adalah untuk menambah wawasan berpikir kita yang tentunya hanya dapat bertambah melalui pendidikan, karena lembaga pendidikan tinggi sudah punya strategi bagaimana merancang menjadikan seseorang berpikir ilmiah, sistimatis, dan logika, sehingga jika menemukan masalah dia akan menganalisisnya dengan data dan fakta bukan katanya dan katanya, melainkan kenyataannya yang ada dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Penampilan orang berpendidikan tinggi sejatinya akan berbeda dengan orang yang tidak baik terutama pada soft skill, mereka tidak akan berbicara sembarangan yang akan menyinggung perasaan orang lain dan dari segi keilmuan mereka akan lebih terampil atau antara IPTEK dan IMTAQ nya seimbang adanya. Lebih daripada itu untuk menghadapi AFTA yang dimulai 2014 dimana orang berasal dari Negara lain bebas masuk kemana saja termasuk di Belitung untuk bekerja, apabila Sumber Daya Manusia (SDM) kita tidak dipersiapkan dari sekarang maka kita akan kalah bersaing dengan mereka, merekalah yang akan menduduki posisi penting dengan gaji mahal sementara kita selamanya akan menjadi tenaga biasa-biasa saja dengan gaji kurang memuaskan. Tidak ada pilihan lagi bagi generasi muda Belitung untuk tidak pergi kuliah apabila sudah mengerti betapa pentingnya pendidikan itu bagi dirinya dan orang lain. Istilah penulis bagaimana mau bersedekah ilmu,apabila ilmunya tidak lebih dari orang lain. Bukankah tangan diatas akan lebih baik daripada tangan dibawah, masih ada waktu dan kesempatan banyak belum terlambat untuk merubah diri menjadi manusia masa depan yaitu orang-orang yang akan menggantikan orang-orang sekarang. Dari peserta Ujian Nasional SMA/SMK/MA di Kabupaten Belitung pada tahun pelajaran 2011/2012 ini sebanyak 1.633 orang, apabila 20 % saja melanjutkan ke Perguruan Tinggi, maka akan ada 327 orang Sarjana, pada 4 atau 5 tahun mendatang yang akan membangun Belitung tercinta. Oleh karena itu mulai saat ini kenali potensimu dan kembangkan dengan kemauan kuat dan semangat tinggi untuk pergi kuliah, maka akan bisa meraih mimpi yang selama ini ada dalam kalbu, orang lain bisa mengapa kita tidak bisa. Ibarat kita akan berlayar sekali layar terkembang samudra luas kulalui, Selamat menggapai cita-cita. Bismillahhi majereha wamursaha inna robbi rouufur rohim. Wallahhu alam bishowab.

Minggu, 18 Maret 2012

UJIAN NASIONAL YANG TIDAK MENAKUTKAN LAGI

Oleh :
HAMRIN
Pengawas SMP/SM Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung

Dengan berlakunya Sistem Ujian Nasional yang baru untuk tahun ke 2, nampak tidak ada lagi masalah menonjol mencuat kepermukaan berupa protes dan keluh kesah masyarakat terutama pemakai jasa pendidikan yaitu orang tua siswa bila dibandingkan dengan sistem yang lama. Mengapa ? Sistem lama Ujian Nasional apabila siswa tidak mencapai nilai Ujian Nasional 4,25 untuk 4 mata pelajaran di SMP, 6 mata pelajaran di SMA, dan 4 Mata diklat di SMK maka dinyatakan tidak lulus atau boleh ada nilai 4 untuk 2 mata pelajaran tetapi harus memiliki nilai rata-rata 5,25. Walaupun seorang siswa sudah lolos syarat kelulusan lain dengan menuntaskan seluruh program, memiliki akhlak mulia dan kepribadian yang baik, lulus ujian sekolah. Sehingga setiap tahunnya selalu saja menuai pro dan kontra, kalau dihitung kasat mata banyaklah kontranya, karena dampak dari ketidak lulusan seorang siswa berakibat trauma akademik bagi siswa.
Mekanisme pelaksanaan ujian nasional sudah sedemikian transparannya dengan menginformasikan kisi-kisi Ujian Nasional yang diambil semuanya dari Standar Isi (SK/KD), sebagaimana diketahui bahwa SK/KD adalah acuan bagi guru dalam proses pembelajaran sehari-harinya, artinya seorang guru tinggal lebih konsentrasi mengkaji melalui bedah Kisi-kisi Ujian Nasional 2012 secara kritis, dan mendalam dengan fokus pada Indikator dan Indikator Pengembangan serta membandingkan soal ujian nasional 3 tahun terakhir yang sama KD dan Kompetensi Yang Diuji (untuk SMK) dan Indikator (untuk SMP/MTs/SMA/MA).
Apabila hal ini sudah secara maksimal dilakukan dan sudah dianalisis program semester genap khusus kelas IX atau kelas XII, maka dimungkinkan dapat diatasi melalui proses pembelajaran pada pagi hari, dan tidak diperlukan lagi pelajaran tambahan pada sore hari atau sebelum jam pelajaran pagi hari. Pengalaman penulis pada waktu menjabat sebagai Kepala Sekolah pelajaran tambahan sore hari dirasakan kurang efektif, karena siswa sering tidak mengikuti kegiatan tersebut dengan berbagai alasan, setelah diselidiki ternyata siswa sudah lelah fisiknya, kemudian teknik penyampaian dan pembahasan guru pada pelajaran tambahan tidak berbeda dengan pagi hari bahkan sama betul. Lebih dari itu materi pelajaran tambahan belum mengacu pada kebutuhan kisi-kisi Ujian Nasional, sehingga membuat siswa bosan mengikuti pelajaran tambahan. Solusi terbaik menurut penulis adalah guru harus tahu terlebih dahulu peta kemampuan siswa, materi-materi mana yang lemah bagi siswa, dari materi yang bermasalah bagi siswa maka diadakan pengelompokkan terhadap siswa memiliki masalah yang sama. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilibatkan semua guru, misalnya mata pelajaran Bahasa Inggris, ada guru yang menangani materi kelas VII / X, materi kelas VIII/XI, dan materi kelas IX/XII, dengan demikian tanggung jawab tidak pada satu guru saja. Jadi sekolah harus merancang program khusus sukses Ujian Nasional Tahun 2012 melalui kombinasi materi kebutuhan siswa dan materi berdasarkan hasil kajian kisi-kisi Ujian Nasional 2012. Kemudian dilakukan try out yang materinya berdasarkan program khusus sukses Ujian Nasional Tahun 2012. Hasil try out diinformasikan kepada siswa dan orang tua yang dapat dilakukan melalui Website sekolah atau dikirim langsung ke orang tua melalui jasa kantor pos. Hal ini untuk timbal balik sejauhmana kepedulian orang tua terhadap keberhasilan anaknya dalam mengikuti program sukses Ujian Nasional tahun 2012.
Penulis beranggapan kalau ingin sekedar lulus ujian nasional tidaklah begitu sulit, dikarenakan sistem penentuan kelulusan sudah mengakomodir semua aspek yaitu :
1. Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah/Madrasah SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai Sekolah/Madrasah.
2. Nilai Sekolah/Madrasah sebagaimana diperoleh dari :
a. Gabungan antara nilai Ujian Sekolah/Madrasah dan nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4 dan semester 5 untuk SMP/MTs dan SMPLB dengan bobot 60 % untuk nilai Ujian Sekolah/Madrasah dan 40 % untuk nilai rata-rata rapor .
b. Gabungan antara Nilai Ujian Sekolah/Madrasah dan nilai rata-rata rapor semester 3, 4 dan semester 5 untuk SMA/MA, SMALB dengan bobot 60 % untuk nilai Ujian Sekolah/Madrasah dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.
c. Gabungan antara Nilai Ujian Sekolah/Madrasah dan nilai rata-rata rapor semester 1 sampai 5 untuk SMK dengan bobot 60 % untuk nilai Ujian Sekolah/Madrasah dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.
3. Kelulusan peserta didik dalam Ujian Nasional berdasarkan Nilai Akhir.
4. Nilai Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah :
a. Gabungan antara Nilai Ujian Praktik Keahlan Kejuruan dan Nilai Ujian Teori Kejuruan dengan pembobotan 70% untuk nilai Ujian Praktik Keahlian Kejuruan dan 30 % untuk nilai Ujian Teori Kehalian Kejuruan.
b. Kreteria Kelulusan Kompetensi Keahlian Kejuruan minimum 6,0.
5. Nilai Akhir dimaksud pada butir 3 diperoleh dari gabungan antara Nilai Sekolah/Madrasahdari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan Nilai Ujian Nasional, dengan pembobotan 40% untuk Nilai Sekolah/Madrasah dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 60 % untuk Nilai Ujian Nasional.
6. Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Nasional apabila nilai rata-rata dari semua Nilai Akhir sebagaimana dimaksud pada butir 5 mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma nol)

Permasalahan besar Ujian Nasional ini bagi Kabupaten Belitung dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah perolehan Nilai Rata-Rata Ujian Nasional masih jauh peringkatnya dibawah dibandingkan dengan Provinsi lainnya yang ada di Tanah Air tercinta Indonesia ini. Tugas kita bersama insan cendikia memperbaiki citra ini yaitu meningkatkan peringkat perolehan nilai rata-rata Ujian Nasional bergeser maju dengan cara-cara yang terpuji dan dapat dipertanggung jawabkan dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, mari kita sinergikan tugas dan fungsi kita masing-masing mulai dari guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, pihak Dinas Pendidikan Kab/Kota, pihak Dinas Pendidikan Provinsi, dan pihak LPMP Kepulauan Bangka Belitung untuk mengawal Ujian Nasional Tahun 2012 ini dengan penuh komitmen, konsisten, dan konsekuen tinggi. Sebagai guru melaksanakan proses pembelajaran melalui rambu-rambu yang tertuang pada Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), juga strategi pembelajaran dan penilaian sudah mengacu pada SKL (Permendiknas No.23 Tahun 2006), Standar Proses (Permendiknas No. 41 Tahun 2007), dan Standar Penilaian (Permendiknas 20 Tahun 2007). Keempat fokus ini yang menjadi jurus pamungkas seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran dan proses penilaian. Sebagai Kepala Sekolah melalui kepemimpin pembelajarannya selalu fokus mengawal pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, dengan memberikan motivasi kepada guru-guru dalam melaksanakan tugas, dan melayani kebutuhan pembelajaran bagi guru-guru termasuk dana yang tersedia di RKAS. Sebagai pengawas sekolah melalui supervisi akademik, melakukan pembinaan untuk perbaikan pembelajaran yang ditampilkan oleh guru-guru, dan dilakukan pendampingan secara berkelanjutan terhadap permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru sampai benar-benar guru merasa yakin permasalahannya pembelajaran dirasa tuntas.
Perasaan lega para orang tua dan siswa boleh jadi, rasa stres dan harap-harap cemas paling tidak sedikit berkurang, namun dibalik itu tidaklah demikian terutama bagi sekolah kiranya tetaplah berusaha meningkatkan dan paling tidak mempertahankan prestasi yang diukur dari disamping seberapa besar persentase kelulusan diraih dari tahun sebelumnya juga seberapa besar rata-rata ujian nasional diperoleh. Sistem Ujian Nasional boleh berubah namun pencapaian kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar (Ujian Nasional) hendaklah tetaplah menjadi skala prioritas program sekolah disamping program yang lainnya. Terbukti bahwa pemerintah (Kemendiknas) melalui Puspendik Balitbang melalui koordinasi BSNP tetap melakukan penskoran dan perhitungan Nilai Akhir yang dituangkan dalam daftar kolektif. Hal ini dilakukan semata-mata untuk pengendalian mutu sekaligus mempermudah melakukan pemetaan mutu sekolah secara nasional, provinsi, kabupaten/kotamadya, dan sekolah secara akurat dari hasil pengolahan nilai proses (sekolah) sampai ke nilai Ujian Nasional. Dengan demikian pemerintah dalam hal ini tetap punya kewenangan dalam urusan mutu pendidikan dengan diselenggarakannya Ujian Nasional.
Ujian Nasional Tahun 2012 diharapkan akan membawa angin segar bagi semua pihak yang berkepentingan, mudah-mudahan membawa perubahan signifikan kearah kemajuan yang lebih baik bukan malahan kemunduran. Kita tentunya sepakat bahwa produk akhir dari pendidikan adalah seperti apa yang tercantum pada tujuan pendidikan nasional : beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tiada lain tujuan akhir pendidikan kita adalah masalah afektif yaitu akhlak mulia yang diiringi kemampuan intelektual mumpuni untuk siap bertarung dan bersaing sehat dengan orang lain baik ditingkat mikro, meso, dan makro. Semoga niat baik pemerintah mendesain ulang pelaksanaan Ujian Nasional ini akan berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan kita mulai dari Nilai Akhir 4,0, dan nilai rata-rata 5,5 terus bergerak maju menjadi besar sampai titik puncak sebuah kebanggaan mutlak bagi setiap siswa dan kepuasaan bagi guru dan sekolah. Barangkali kita sepakat bagaimanapun Sistem Ujian Nasional dirancang, apabila tidak dilandasi oleh sebuah kejujuran maka akan sia-sia, akan menjadi semu yang akan berakibat pula pada penampilan lulusan kelak. Jangan sampai profil lulusan intelektualnya tinggi namun tidak didukung dengan kepribadian dan akhlak mulia yang akan berimbas pada kelangsungan nasib bangsa dan negara. Karena pendidikan yang dihasilkan hari adalah investasi untuk masa depan bangsa 10 atau 15 tahun yang akan datang, apabila tidak dipersiapkan dengan baik dan matang dari sekarang, maka akan berakibat fatal pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukankah bangsa kita terkenal dengan bangsa yang memiliki kepribadian luhur, sopan santun, tutur kata yang baik sebagai modal dasar kebanggaan dari bangsa lain. Pelaksanaan Ujian Nasional pada tanggal 16 April 2012 – 19 April 2012 untuk SMA/MA, 16 April 2012 – 18 April 2012 untuk SMK, 23 April 2012 – 26 April 2012 untuk SMP/MTs, dengan waktu lebih kurang 2 bulan lagi kiranya dapat memacu diri bagi siswa dan guru untuk mempersiapkan diri dengan maksimal kemudian peran orang tua tidak ketinggalan memberikan motivasi dirumah kepada putra-putrinya sebelum dan selama Ujian Nasional. Selamat berjuang !