GERAKAN SATU RUMAH SATU ANAK PERGI KULIAH
Oleh :
Hamrin
Tema ini diusung dan menjadi syiar Radio
BFM 104,6 yang selalu diperdengarkan ditelinga pendengar radio se Kabupaten
Belitung. Namun bila kita telisik lebih jauh tema ini akan membawa perubahan
yang dahsyat setelah 4 atau 5 tahun ke depan baik bagi diri pribadi, keluarga,
dan Negara. Mengapa ? Karena dengan ilmu
lah akan dapat mengubah semuanya, akan dapat merubah dunia, dan paling tidak
merubah diri sendiri baik yang bersifat hard skill maupun soft skill. Oleh
karena itu gerakan satu rumah satu anak pergi kuliah merupakan hal positif yang
harus kita sambut dan ditindaklanjuti. Seiring dengan perjalanan waktu,
perubahan terjadi begitu cepatnya, sementara apabila kita tidak mengikutinya
maka kita akan tertinggal, bahkan terlindas dengan sendirinya. Disadari atau
tidak nantinya kita akan menjadi penonton di negeri sendiri dan yang akan menjadi pemainnya adalah orang lain
dengan segala macam kompetensi yang dimiliki mewarnai bumi serumpun sebalai
khususnya negeri laskar pelangi tercinta ini.
Barangkali kita bertanya apa mungkin
orang miskin pergi kuliah, jawabnya mungkin sekali, kita tidak boleh pesimis,
jalani saja, dengan tekat yang bulat, ikhlas semata-mata untuk mencari ilmu dan
mengharap ridha Allah SWT. yakinlah akan dapat menjalani dengan baik, dan akan
dibukakan jalan keluarnya.
Sebagaimana hadist
Rasulullah SAW :
Man salaka thoriqon
yaitamisu fihi ‘ilman sahhalallohu bihi thoriqon ilal jannah
Artinya :
Barang siapa menempuh
jalan untuk mencari ilmu niscaya Allah akan memudahkannya ke jalan menuju
surga.
Demikian pula dengan
firman Allah SWT. dalam Q.S. Al Mujadalah : 11
Artinya :
Niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Ayat
ini mengandung arti bahwa Allah SWT. akan mengangkat beberapa derajat bagi
orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Bila diibaratkan seorang pergi
mencari ilmu laksana pergi ke medan perang, berjihad dijalan Allah yaitu
mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan akan dimanfaatkan kelak untuk kepentingan
diri pribadi dan orang lain.
Oleh
karena itu, kiranya dibuanglah pikiran negatif soal mengkuliahkan anak,
misalnya untuk apa sekolah tinggi-tinggi khususnya bagi wanita, akhirnya pulang
ke Belitung mengurusi rumah tangga juga. Ini pendapat yang sangat keliru
sekali, karena wanita dan laki-laki sama hak nya untuk mendapat pendidikan
tidak ada perbedaan sebagaimana hadist Rasulullah SAW yang bersumber dari Anas
dan diriwayatkan oleh Ibnu Adi dan Baihaqi yang artinya : Menuntut ilmu itu
wajib bagi muslim lelaki dan muslimat.
Hal terpenting adalah memberikan
motivasi kepada anak untuk pergi kuliah sesuai dengan bakat dan minat, sebagai
orang hanya mengarahkan saja, bukankah kita sebagai orang tua atau guru sudah
mencermati betul perkembangan anak kita sejak di SD/MI, SMP/MTs/SMA/SMK/MA.
Namun apabila mereka mendapatkan kendala, barulah kita memberikan nasehat
jurusan atau sekolah apa yang cocok dipilih.
Satu hal yang perlu mendapat renungan
bagi orang tua yaitu jangan khawatir soal dana darimana dapatnya untuk
mengkuliahkan anak. Ada pengalaman menarik Pak Yosi dengan punya tekat kuat
meninggalkan Belitung demi pendidikan anaknya, dengan berbekal modal
keterampilan membuat Holopan/ Martabak pergi menuju kota Yogyakarta dan
mendapat rumah tumpangan secara gratis dari tetangganya. Selama lebih kurang 13
tahun berada di Yogyakarta berjuang dengan berjualan Holopan/Martabak dapat
menyelesaikan pendidikan 4 anaknya menjadi Sarjana semua dan pulang ke Belitung
membawa 7 Sarjana yaitu 4 anak Sarjana dan 3 mantu Sarjana. Apabila kita punya
tekad untuk menkuliahkan anak, maka ada saja jalan keluarnya dimudahkan oleh
Allah tanpa diduga sebelumnya. Jadi tidak perlu merasa khawatir mensekolahkan
anak kita, kuncinya adalah pasang niat ikhlas semata-mata mengharapkan ridho
dari Allah SWT. Selain itu pemerintah pusat telah menggelontorkan sejumlah dana
dalam bentuk bea siswa Bidik Misi namanya yang diperuntukkan bagi orang yang
kurang mampu tapi punya prestasi akademik, demikian juga Pemkab Belitung setiap
tahunnya memprogramkan bea siswa untuk kepentingan yang sama. Namun kiranya
baik pemerintah pusat dan daerah perlu juga membuat program bea siswa bagi
orang yang kurang mampu dan mau kuliah, artinya dia punya prestasi yang dibawah
standar yang dipersyaratkan dari SMA/SMK/MA nya tapi punya dorongan kuat untuk
kuliah.
Menurut penulis apabila sudah ada
kemauan kuat maka akan timbul prestasi atau mereka punya tanggung jawab moral
untuk membuat prestasi karena sudah dibantu oleh pemerintah dari segi
pendanaan. Cara lain adalah pihak swasta, misalnya perusahaan melalui Corporate
Social Responsibility (CSR) nya dapat memprogramkan dana bantuan bea siswa bagi
masyarakat yang akan mengkuliahkan anaknya khusus untuk kecamatan dimana
perusahaan itu berada. Dengan demikian adanya pemerataan kesempatan untuk
meraih pendidikan tinggi bagi masyarakat pedesaan atau kepulauan, sehingga
masyarakat mempunyai rasa memiliki tinggi terhadap perusahaan tersebut, apalagi
misalnya setelah menyelesaikan pendidikan akan bekerja di perusahaan itu.
Inilah yang dinamakan kerjasama yang saling menguntungkan. Selama ini tenaga
teknis perusahaan yang ada di Belitung banyak dari tenaga luar, sedangkan
tenaga non teknis banyak dari Belitung, mengapa ini terjadi, dikarenakan tenaga
teknis belum tersedia di Belitung.
Kemudian kiranya sebagai orang tua tidak
perlu khawatir melepas anak untuk pergi kuliah keluar Belitung, apakah dia
laki-laki atau perempuan. Hal terpenting kita bekali anak kita dengan ilmu
agama yang kuat atau nasehat-nasehat yang kuat sehingga dia kuat menghadapi
cobaan negatif atau pengaruh negatif dari luar. Bisa saja untuk pertama kali
kita antar ketempat dimana dia tinggal, apakah sewa kamar atau kos. Setelah itu
kita lakukan pengawasan terhadap kegiatan sekolahnya baik langsung maupun tidak
langsung, karena alat teknologi sudah canggih dapat saja melalui Handphone,
Facebook, dan sebagainya, sehingga dapat setiap saat melakukan pengawasan
sekaligus bentuk perhatian orang tua terhadap anak, anak merasa didampingi,
diarahkan, biasanya setelah satu semester dia akan berubah lebih tahan dan
sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Tidak jarang untuk awalnya baik
anak maupun orang tua merasa sedih berpisah bahkan selalu menangis, namun
setelah itu akan hilang dengan sendirinya, bahkan dampak positifnya anak lebih
mandiri dibandingkan dengan yang bersekolah di tempat sendiri.
Bila terasa berat betul melepas anak
kita ke luar Pulau Belitung, dapat saja menkuliahkan di Pulau Belitung sudah
ada Perguruan Tinggi seperti Akademi Manajemen Belitung (AMB), Akademi Perawat
Belitung (Akper), Poltek Darma Ganesha Belitung, LP3I Tanjungpandan ( Program
D3 dan S1 ), atau Universitas Terbuka (UT). Prinsipnya dimana saja kita belajar
sama saja tinggal bagaimana kita mensikapi
ilmu yang telah didapat, dikembangkan, dimanfaatkan lebih lanjut. Bukankah
sudah banyak lulusannya bekerja di Instansi Pemerintah, dan swasta di Belitung,
dan Belitung Timur yang tidak kalah dengan Perguruan Tinggi lainnya. Lebih jauh
mungkin kita bertanya-tanya untuk apa sekolah tinggi-tinggi ? jawabnya adalah
untuk menambah wawasan berpikir kita yang tentunya hanya dapat bertambah
melalui pendidikan, karena lembaga pendidikan tinggi sudah punya strategi
bagaimana merancang menjadikan seseorang berpikir ilmiah, sistimatis, dan
logika, sehingga jika menemukan masalah dia akan menganalisisnya dengan data
dan fakta bukan katanya dan katanya, melainkan kenyataannya yang ada dan dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Penampilan orang berpendidikan tinggi
sejatinya akan berbeda dengan orang yang tidak baik terutama pada soft skill,
mereka tidak akan berbicara sembarangan yang akan menyinggung perasaan orang
lain dan dari segi keilmuan mereka akan lebih terampil atau antara IPTEK dan
IMTAQ nya seimbang adanya. Lebih daripada itu untuk menghadapi AFTA yang
dimulai 2014 dimana orang berasal dari Negara lain bebas masuk kemana saja
termasuk di Belitung untuk bekerja, apabila Sumber Daya Manusia (SDM) kita
tidak dipersiapkan dari sekarang maka kita akan kalah bersaing dengan mereka,
merekalah yang akan menduduki posisi penting dengan gaji mahal sementara kita
selamanya akan menjadi tenaga biasa-biasa saja dengan gaji kurang memuaskan. Tidak
ada pilihan lagi bagi generasi muda Belitung untuk tidak pergi kuliah apabila
sudah mengerti betapa pentingnya pendidikan itu bagi dirinya dan orang lain.
Istilah penulis bagaimana mau bersedekah ilmu,apabila ilmunya tidak lebih dari
orang lain. Bukankah tangan diatas akan lebih baik daripada tangan dibawah,
masih ada waktu dan kesempatan banyak belum terlambat untuk merubah diri
menjadi manusia masa depan yaitu orang-orang yang akan menggantikan orang-orang
sekarang. Dari peserta Ujian Nasional SMA/SMK/MA di Kabupaten Belitung pada
tahun pelajaran 2011/2012 ini sebanyak 1.633 orang, apabila 20 % saja
melanjutkan ke Perguruan Tinggi, maka akan ada 327 orang Sarjana, pada 4 atau 5
tahun mendatang yang akan membangun Belitung tercinta. Oleh karena itu mulai
saat ini kenali potensimu dan kembangkan dengan kemauan kuat dan semangat tinggi
untuk pergi kuliah, maka akan bisa meraih mimpi yang selama ini ada dalam
kalbu, orang lain bisa mengapa kita tidak bisa. Ibarat kita akan berlayar
sekali layar terkembang samudra luas kulalui, Selamat menggapai cita-cita. Bismillahhi
majereha wamursaha inna robbi rouufur rohim. Wallahhu alam bishowab.